Search This Blog

Wednesday, May 16, 2012

skripsi program ekonomi


                                               BAB I
                                       PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kurangnya mental dan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi disebabkan karena pendekatan pembelajaran yang sering dilakukan  sering kali monoton, hanya guru saja yang kita lihat berbicara di depan kelas dan pengajaran hanya ditekankan kepada upaya menjelaskan  saja tanpa meminta siswa lebih aktif untuk melakukan pelatihan di depan kelas. padahal keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal maupun tugas-tugas sangat menunjang siswa untuk termotivasi dan memiliki keberanian dalam menyampaikan pemahaman yang mereka dapatkan dari penjelasan guru. Dengan kata lain cara belajar siswa aktif sering di abaikan dalam proses belajar-mengajar sehingga mengakibatkan siswa tidak terlatih untuk memiliki keberanian di depan kelas pada saat merespon pelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil observasi di permasalahan yang bisa dilihat adalah metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi sehingga siswa akan merasa bosan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Kurangnya sumber belajar yang menjadi pegangan  siswa, jarangnya siswa untuk mengunkapkan pendapatnya dan kurangnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik dari guru maupun dari siswa untuk memberdayakan kemampuan berfikir siswa. Hal ini berkaitan dengan metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan lebih banyak menerapkan metode tersebut dapat menyebabkan pembelajaran ekonomi dan umumnya IPS kurang menarik , permasalahan ini pada akhirnya bermuara pada rendahnya mental dan motivasi belajar siswa.
Proses belajar-mengajar di dalam kelas tidak hanya didominasi oleh kemampuan guru dalam menjelaskan saja, akan tetapi kemampuan siswa dalam memahami juga sangat ditunjang oleh beberapa faktor antara lain : Pendekatan strategi, teknik, metode, fasilitas, tujuan, motivasi. Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses meningkatkan mental dan kemampuan siswa, khususnya bagaimana para guru mengimplementasikan strategi dan pendekatan tersebut dalam proses pengajaran ekonomi.
Pendekatan cara belajar siswa aktif, di gunakan untuk membantu para siswa keluar dari beberapa kendala kurang prestasi mental dan motivasi siswa seperti, takut, grogi, tidak percaya diri, dan sebagainya. Logikanya cara belajar siswa aktif adalah sebuah pendekatan di mana siswa dapat memiliki mental dan motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan dari penjelasan guru.
Sementara keterkaitan pendekatan cara belajar siswa aktif dengan mental dan motivasi merupakan alat penunjang bagi siswa untuk mendukung kemampuan prestasi siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW  Sakra Tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan pernyataan diatas maka pendekatan belajar siswa aktif merupakan sebuah pendekatan atau strategi mengajar yang menekankan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi, mental dan motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan sehingga dengan pendekatan ini para siswa nantinya diharapkan akan dapat memiliki mental dan motivasi agar lebih di tingkatkan di kelas XA khususnya pada mata pelajaran ekonomi di MA NW Sakra Tahun pelajaran 2011/2012.
Pembelajaran aktif ini membutuhkan pengalaman serta pengetahuan yang lebih bagi seorang guru , karena hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi, pemahaman dan kemampuan siswa. Pembelajaran IPS pada umumnya merupakan pembelajaran yang mempunyai tujuan dan misi kritis yaitu pendidikan dan membekali siswa berfikir.
Merujuk dari latar belakang tersebut peneliti tertarik mengangkat sekaligus mengkaji ” Penerapan Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Dalam Meningkatkan         Prestasi, Mental dan Motivasi Belajar Siswa  Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B.     Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1.      Tidak adanya sumber belajar yang menjadi pegangan siswa
2.      Metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi
3.      Siswa terlihat kurang bersemangat pada saat guru menjelaskan
4.      Siswa mempunyai mental dan motivasi yang kurang pada mata pelajaran ekonomi

C.    Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya maka ruang lingkup peneliti ini adalah ;
1.      Batasan obyek
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi, mental dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2.      Batasan subyek
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas XA MA NW Sakra tahun 2011/2012 yang berjumlah 23 orang.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas Rumusan masalah yang diangkat adalah "Bagaimanakah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi, mental dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi  kelas XA MA NW  Sakra Kec. Sakra Lombok Timur Tahun Pelajaran 2011/2012" .



E.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitaian adalah untuk mengetahui  penerapan  pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi, mental dan motivasi belajar siswa pada mata pelejaran ekonomi kelas XA MA NW  Sakra Kec. Sakra Lombok Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

F.     Manfaat Penelitian
Setiap penelitian tentunya harus memiliki manfaat bagi semua yang terkait didalamnya untuk itu dipaparkan manfaat penelitian ditinjau dari sisi Akademis teoritis dan manfaat praktis.
  1. Manfaat Akadedmis
Dari sisi Akademis manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai kebutuhan studi pada sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong.
  1. Manfaat Teoritis
Dari sisi teori manfaat penelitian adalah sebagai bahan pengkajian pengetahuan, penambah wawasan, serta sebagai bahan pengkajian dalam bidang pembelajaran ekonomi untuk meraih prestasi yang lebih baik..
  1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru pada umumnya dan guru ekonomi pada khususnya, agar dapat memilih dan menerapkan suatu cara yang lebih efektif, dalam pelaksanaan kegiatan proes pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif . disamping itu hasil ini juga diharapkan sebagai masukan bagi pihak pemerintah dalam hal ini lembaga pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang lebih konstruktif terhadap kemajuan pendidikan.

G.    Identifikasi dan Klasifikasi Variabel
  1. Identifikasi Variabel
Untuk dapat mengumpulkan data penelitian maka setiap variabel yang di gunakan dalam penelitian ini perlu diidentifikasi . Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada empat prestasi yaitu: Mental dan motivasi belajar yang merupakan kesuluruhan daya penggerak yang ada didalam diri siswa untuk menimbulkan dan merespon kegiatan pembelajaran yang bisa dipengaruhi oleh penerapan pendekatan CBSA pada setiap proses pembelajaran.
  1. Klasifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti dapat mengklasifikasi variabel–variabelnya sebagai berikut :
1.      Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yaitu "Penerapan pendekatan CBSA”.
2.      Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi yaitu "Prestasi, mental dan Motivasi belajar siswa"


H.    Definisi Operasional Variabel
  1. Pendekatan CBSA
Dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosioal siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik jiwa apabila diperlukan.
  1. Prestasi, Mental dan Motivasi Belajar Siswa
Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh setiap siswa setelah melaksanakan proses belajar dan evaluasi.
Mental belajar merupakan daya penggerak yang sering kali disebut dengan keberanian untuk merespon dan menyalurkan kemampuan tentang suatu objek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.








    BAB II
                                 KANJIAN PUSTAKA

A.    Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian strategi pembelajaran, hasil penelitian tersebut antara lain :
1.     Nurdin (2008) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Pada Kelas X1  MAN 1 SUMBAWA (2007/2008) Dari hasil penelitiannya menggunakan tes evaluasi dan pendekatan dokumentasi sedangkan yang menjadi variabel independen atau variabel bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan afektif dan menyenangkan dan yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dengan pokok bahasan kegiatan ekonomi pada mata pelajaran ekonomi. Taraf signifikan 5% dan taraf kebebasan 40 ternyata angka penolakan nol yang yang ditunjukkan dalam tabel nilai "t" adalah 2,65 dan 2,42 untuk taraf signifikan 1% kenyataan ini menunjukkan nilai "t" yang diperoleh dalam penelitian sebesar 2.08 dengan demikian, jadi hipotesis ditolak dan hipotesis alternatif diterima
Berdasarkan tarif signifikan 5% dan tarif signifikansi 1% hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. bahwa ada pengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa pokok bahasan kegiatan ekonomi mata pelajaran ekonomi pada sekolah MAN 1 SUMBAWA Tahun ajaran 2009/2010.
2.    Eva Nurhayati (2007) Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Penelitian ini merupakan penelitian PTK dengan populasi siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 berjumlah 79 siswa. Terdiri dari X AKI dan X AK2. Variabel dalampenelitian ini adalah minat dan metode bwlajar aktif Tipe Quiz team. Serta hasil belajar dan metode konvensional dan metode belajar aktif Tipe Quiz team.
Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang relatif sama. Tidak ada perbedaaan awal dari kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok variabel yang sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil belajarnya lebih dari 70 atau lebih mencapai ketuntasan nelajar. Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil belajar (79.60) telah memcapai ketuntasan belajar.
3.    Ratnawati (2010), Penerapan srategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 LAPE (2009/2010). Dari hasil penelitian menggunakan tes evaluasi dan observasi yang menjadi variabel bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif, dan yang menjadi variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dengan pokok bahasan pendapatan nasional pada pelajaran ekonomi.
Dari hasil analisis data awal, siswa mempunyai kemampian awal mencapai (53,33%) dengan jumlah siswa 30 orang dan dengan nilai rata-rata (70,18%), kemudian hasil ketuntasan belajar pada siklus II mencapai (93,33%) dengan jumlah siswa yang sama dengan nilai rata-rata (79,66).

B.     Landasan Teori
1.      Pengertian Pendekatan CBSA
Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mrndengarkan, menulis, meragakan, mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis dapat mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya dan kegiatan psikis lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 14).
Namun demikian, semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan kepada suatu karakteristik, yaitu keterlibatan intelektual emosional siswa dalaam kegiatan pembelajaran. keterlibatan tersebut terjadi pada waktu kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan, pada saat siswa mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan, dan sewaktu siswa menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai. Dengan kata lain, keaktifan dalam pendekatan CBSA menunjuk pada keaktifan mental, baik intelektual maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk kegiatan fisik (Dimyati dan mudjiono, 2007: 115).
Menurut Wina Sanjaya (2007: 125) Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approachs), dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approachs).
Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan mengenai pengertian pendekatan CBSA. Dimana penedekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Pelibatan intelektual-emosional atau fisik siswa serta optimalisasi dalam pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa. Bagaimana belajar memperoleh dan memeroses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai(Dimyati dan Mudjiono,2007:115).
Peningkatan penerapan CBSA merupakan keutuhan yang harus segera terpenuhi. Guru hendaknya tak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa guru hendaknya mengajar untuk membelajarkan siswa dalam konteks belajar bagaimana belajar mencari, menemukan, dan meresapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dengan penerapan CBSA diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berfikir secara teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, menggali dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya (Dimyati dan mudjiono, 2007: 117).
Disisi lain, dengan penerapan CBSA. Guru diharapakan bekerja secara profesional. mengalami secara sistematis berdasarakan prinsip yang berdaya guna dan berhasil guna (efisiensi dan efektif), artinya guru dapat merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengaan pemikiran mengapa dan bagaimana menyelenggrakan kegiatan pembelajaran aktif. Lambat laun penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak guru-guru yang potensial dalam menyelesaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya.
2.      Kadar CBSA Dalam Pembelajaran
Mc Keachie mengemukakan dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan terjadinya ke-CBSA-an.
Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah :(Dimyati dan Mudjiono, 2007 ; 119).
a.       Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.
b.      Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
c.       Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
d.      Kekompakan kelas sebagai kelompok.
e.       Kesempatan yang diberikan kapada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
f.       Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa.
Raka joni mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-CBSA dengan baik mempunyai karakteristik sebagai berikut : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 ; 120)
a.       Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa
Siswa berperan lebih aktif dalam mengembanakan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan
b.      Guru adalah pebimbing dalam terjadinya pengalaman belajar
Guru bukan satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memproleh pengetahuan melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
c.       Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis
Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa secara utuh dan seimbang.
d.      Pegelolahan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreatifitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk mengusai konsep-konsep dengan mantap
e.       Penilaian
Ini dilaksanakan untuk mengamati dan megukur kegiatan dan kemajuan siswa,serta mengukur berbagai keterampilan yang dikembangkan, serta mengukur hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dikatakan secara singkat bahwa kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran dan hasil pembelajaran keaktifan siswa diharapkan menampak secara nyata terutama pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, baik secara perorangan ataupun secara kelompok.
3.      Prestasi Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut :
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat dan jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam ini tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek pematangan pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Ciri-ciri tingkah laku dalam pengertian belajar (Arisandi, 2011) :
a.    Perubahan Terjadi Secara Sadar
Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia akan merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau keadaan tidak sadar, tidak termasuk dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
b.    Perubahan dalam belajar yang bersifat kontinyu dan fungsional
            Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlagsung secara berkesinambungan, tidak statis, satu perubahan yang terjadi akan menyebabkabkan perubahan berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan megalami perubahan dari tidak dapat menuis menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu dengan kacakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan lain misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengejakan soal-soal dan sebagainya.
c.    Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
            Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifak aktif artinya bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan tingkah laku kerena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
d.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
            Perubahan yang bersifat sementara atau temporer tejadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolonhkan sebagai perubahab dalam arti belajar. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan harus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
e.    Perubahan Dalam Belajar Bertujuan Agar Lebih Terarah
            Ini berarti bahawa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Kegiatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya atau kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
f.     Perubahan mencakup aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pegetahuan, dan sebaiknya.
Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda maka perubahan yang pailng nampak ialah mengalami keterampilan naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan definisi dari prestasi belajar. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dapat dirasakan setelah proses. Untuk memperkuat kesimpulan di atas seorang ilmuan menuangkan teorinya mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pedidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaiman yang belum dan  apa penyebabnya. Definisi yang lebih luas lagi dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar, merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar semata. Dengan kata lain, kualitas kegiatan belajar-mengajar adalah satu-satunya faktor penentu bagi hasilnya. Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna. Dengan diadakan penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan atau kesuksesan dalam mengikuti materi pelajaran yang diberikan oleh guru.  
4.      Pengertian Mental Belajar Siswa
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan dan mendapatkan hasil yang baik dan mental belajar akan sangat mendukung terutama ditekan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B. F. skinner. Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui sekali untuk mendapatkan hasil yang baik.
Mental belajar adalah daya penggerak yang seiring kali di sebut dengan keberanian untuk merespon dan menyalurkan kemampuan yang dimiliki seorang siswa tentang suatu objek berdasarakan penilaian terhadap objek materi yang di ajarkan.
  Implikasi mental belajar bagi siswa dan guru tampak dalam kegiatan prilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk selalu aktif memeroses dan mengolah perolehan belajarnya secara fisik, intelektual, dan emosional.Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. (Dimyati dan Mudjiono,2007:7).
Gaya belajar dalam merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi pendekatan atau strategi  tertentu  dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar dikelas atau disekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.Fleming dan Mills mengajukan empat kategori tersebut sebagai berikut : (Arisandi, 2011)
a.    Belajar berbeda dengan kematangan, pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan ,maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah nerkat kematangan (maturation) dan bukan karena belajar. Bila prosedur latihan (training) tidak secara cepat mengubah tingkah laku.
b.    Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental, perubahan tingkah laku juga dapat terjadi disebabkan oleh terjadinya  perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perubahan berulangkali yang menyebabkan perubahn tingkah laku.
c.    Ciri belajar yang hasilnya relative menetap, hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Tingkah laku yang dihasilkan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tingkah laku itu berupa prilaku yang nyata dan dapat diamati.
Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.
Tingkah laku atau sikap yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik : ( Arisandi.2011)
a.       Perubahan secara sadar
b.      Perubahan dalam belajar bersifat tsinambung dan fungsional,
c.       Tidak bersifat sementara,
d.      Bersifat positip dan aktif
e.       Memiliki arah dan tujuan
f.       Mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, perbuatan.
Proses mental, fungsi mental dan proses kognitif yang berarti fungsi atau proses  sebagai persepsi, introspeksi, memori, kreativitas dan semua hal yang berbeda yang bisa kita lakukan dengan pikiran kita.
Sebuah contoh yang spesifik untuk terlibat dalam prose kognitif adalah peristiwa mental. Peristiwa mengamati  sesuatu tentu saja berbeda dari seluruh proses atau kemampuan persepsi seseoarang untuk merasakan sesuatu. Dengan kata lain, sebuah contoh dari mengamati berbeda dari kemampuan yang memuat contoh mungkin.
Aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan , nilai dan sikap. Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap akibat latihan pengalaman, dan proses memperolah respon sebagai akibat adanya latihan khusus (Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 26).
a      Pengetahuan
-       Ian43 (2011) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu , dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
-       Dimyati dan Mudjiono (2007 : 6)  Pengetahuan merupakan pencapaian ingatan tentang hal yang dipelajari dan tersimpan dalam ingatan ,pengetahuan itu berkenaan dengan fakta  , peristiwa , kaidah , teori , prinsip atau metode.
-       Ngalim Purwanto (1990 :141) Pengetahuan merupakan kuantitas dan kualitas yang dimiliki seseorang dan apa yang lebih dikuasainya , semua itu turut menentukan kepribadiannya

b      Pemahaman
-            Suharsimi Arikunto (1992 : 24)  Pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta – fakta atau konsep.
-          Dimyati dan Mudjiono (2007 : 26) Pemahaman mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
c      Keterampilan
-          Ngalim Purwanto (1990 : 158) Keterampilam merupakan  kemampuan  seseorang dalam  mengerjakan sesuatu , sangat mempengaruhi  bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap situasi – situasi tertentu.
-          Semiawan (2007) Keterampilan merupakan kemampuan – kemampuan yang mendasar yang dimiliki ,dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegitan ilmiah , sehigga berhasil menemukan suatu yang baru. 
d     Nilai
-          Driyarkara menyatakan Nilai merupakan hakekat suatu hal , yang menyebabkan hal itu pantas untuk dikejar  oleh manusia.
-          Fraenkel menyatakan Nilai merupakan idea atau konsep yang bersifat abstrak tantang apa yang dipikirkan seseorang.


e      Sikap
-          Ngalim Purwanto (1990 : 141)  Sikap merupakan suatu kecendrungan untuk bereaksi degan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi.
-          Dimyati dan Mudjiono (2007 : 11) Sikap merupakan kemampuan menerima obyek bardasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
5.      Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar itu sendiri merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan yang didalamnya terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Dimyati dan mudjiono, 2007: 80)
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki kemauan yaang kuat juga untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi bukan hanya berperan dalam belajar sekolah, melainkan juga dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. dibedakan antara "motif" dan "motivasi". Motif adalah daya penggerak dalam diri orang untuk melakukakan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu.
Menurut Bandura, motivasi manusia lahir dari beberapa sumber, yaitu proyeksi atau perkiraan tentang kemungkinan akan berhasil atau gagal berdasarkan pengalaman sendiri atau observasi terhadap pengalaman orang lain, dan berdasarkan penafsiran mengenai kemampuan sendiri dalam bidang tertentu.
Besar kecilnya motivasi belajar tergantung dari macam-macam sasaran yang ditentukan oleh siswa. Apakah sasaran sangat umum atau spesifik, bagaimana taraf kesulitan dari sasaran, kapan sasaran itu mau dicapai, dan apakah sasarannya, itu tergolong sasaran belajar atau sasaran prestise.Pada umumnya siswa akan bermotivasi lebih tinggi bila sasaran yang akan di capai agak spesifik, dapat dicapai waktu yang tidak terlalu lama, tidak terlalu sulit juga tidak terlalu mudah. Bagaimana siswa ingin mencapai suatu sasaran demi untuk kemajuan belajar, meskipun dalam perjalanan untuk mencapai sasaran itu membuat kesalahan dan kekeliruan, dia mengajar sasaran belajar (Learning goal), dia cenderung berusaha terus sampai tujuan tercapai. Siswa yang terutama ingin mencapai sasaran tertentu demi untuk memberikan kesan kepada orang lain ( performance goal,) dikatakan mengejar suatu sasaran prestise. Karena motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan dan kemauan.
Duncan, mengemukakan bahwa didalam kosep manajemen  motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar meningkatkan kemampuanya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi(Purwanto,1990 :72).
Hoy dan Miskel mengemukakan bahwa Motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang kompleks, dorongan, kebutuhan, pertanyaan-pertanyaan ketegangan atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan tertentu (Purwanto, 1990 : 72). 
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri salah satu tugas pegajar di sekolah adalah membangkitkan motivasi belajar itu pada siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Ada ahli psikologis pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menngerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007:80).
Menurut kebanyakan definisi, Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia ( Arisandi,2011).
1.      Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seorang untuk bertindak dengan cara tertentu
2.      Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menjadikan suatu orientasi tujuan
3.      Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan, kekuatan-kekuatan individu.
Motivasi belajar disekolah dibedakan menjadi dua (2) bentuk : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 90)
1)      Motivasi Ekstrinsik
Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkaan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri .Motivasi ekstrinsik ini lebih kurang meliputi apa yang diuraikan diatas tentang manfaat suatu tugas belajar untuk memenuhi suatu kebutuhan atau saran untuk mencapai suaatu target. Motivasi belajar ekstrinsik bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari luar siswa, misalnya dari orang lain. Motivasi belajar suatu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, biarpun orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu. Maka yang khas pada motivasi ekstrinsik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan melalui belajar atau sebetulnya dapat di penuhi dengan cara lain
2)      Motivasi Intrinsik
Kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu, misalnya siswa belajar karna ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap - lengkapnya. Ingin menjadi orang terdidik atau ingin menjadi ahli dibidang ilmu tertentu.
Unsur–unsur yang mempengaruhi motivasi belajar : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 97)
1.      Cita–cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainana, dapat membaca, dapat menyayi dan lain-lain selanjutnya. keberhasialan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan belajar, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.


2.      Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3.      Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar siswa. seorang siswa yang sedang sakit akan enggan untuk belajar. siswa yang sedang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran, sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketingggalan pelajaran. Dengan kata lain kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
4.      Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman dan tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5.      Unsur - unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa yang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah, baik berkat di bangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran .guru profesional di harapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, dan sumber belajar di sekolah untuk memotivasi belajar.
6.      Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan diluar sekolah, pusat pendidikan diluar sekoalah yang terpenting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda bidang lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat pendidikan tersebit. Guru profesional di tuntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
Adapun tujuan Motivasi adalah : (Purwanto, 1990 : 73 )
  Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
 Bagi seorang Guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atu memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan yang berupa cita-cita dalam  pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum sekolah (Purwanto, 1990 : 73).



a.    Keinginan
-     Keinginan merupakan  sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi  sehingga manusia tersebut merasa puas.
b.     Perhatian
-          Suprapto (2009)  Perhatian merupakan suatu sikap yang diambil dan dimiliki oleh pikiran ,perhatian tersebut dicerna dalam bentuk yang jelas dan tajam  dan dapat menghasilkan informasi yang jelas.
c.    Cita-cita
-     Sunaryo Saripudin (2009) Cita-cita merupakan motivasi atau daya dukung untuk melakukan suatu hal sehingga timbullah keinginan untuk mendapatkan hal tersebut.

C.    Kerangka Berfikir
Pada diri seorang siswa terdapat kekuatan mental sebagai penggerak belajar. kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita disebut motivasi belajar dapat dihayati dan dialami. Dari siswa, motivasi tersebut perlu dihidupkan terus mencapai hasil belajar yang optimal dari sisi guru, mental dan motivasi belajar pada siswa berada pada lingkup program dan tindak pembelajaran. Mental dan motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan pendekatan CBSA. Dengan pendekatan CBSA berarti anutan pembelajaran mengoptimalisasikan pelibatan intelektual emosional, fisik siswa dalam perolehan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan.
Penerapan pendekatan pembelajaran ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru  dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). PKP yaitu anutan pengembangan ketrampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dan kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa metode pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi mental dan motivasi belajar siswa. dalam hubungannya dengan mental dan motivasi belajar,  pendekatan CBSA bisa sangat berdampak terhadap prestasi mental dan motivasi, karena pendekatan CBSA lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kalau siswa aktif dalam setiap proses otomatis siswa tersebut memiliki daya pengggerak untuk melaksanakan keaktifan tersebut yang sering kali dinamakan dengan mental. Apabila mental siswa sudah kuat, maka siswa akan termotivasi untuk melakuakan setiap proses pembelajaran. Sebaliknya, mental dan motivasi siswa sangat mendukung proses pendekatan CBSA agar bisa diterapakan dengan sebaik-baiknya.
Penerapan pendekatan CBSA dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka berfikir berikut:






Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


Prestasi Belajar
Kurikulum
Guru
Desain Instruksional
Tindakan mengajar guru dengan pendekatan CBSA pembelajaran di dalam kelas
Tindkan belajar siswa; siswa mengalami proses belajar dengan pendekatan pengertian CBSA
 





















D.    Rumusan Hipotesis
E.  HYPOTHESIS TINDAKAN
Menurut Ridwan (2007: 38) Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang, Hipotesis yang merumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (ekstimatif). Adapun hipotesis yang diajukan dalam peneliti ini adalah :
Ha  : Penerapan  pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi, mental dan motivasi belajar siswa  pada mata pelajaran  Ekonomi di kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012.












   BAB III
 METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan PTK yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, karena pendekatan ini lebih mudah diterapkan karena yang akan diteliti disini adalah mengenai "upaya meningkatkan prestasi, mental dan motivasi belajar siswa dengan menerapkan  pendekatan CBSA pada mata pelajaran ekonomi kelas XA  di MA NW Sakra, Tahun Pelajaran 2011/2012".
Pengertian PTK (Class room action research) penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata:
1.      Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi  tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peniliti.
2.      Tindakan, menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
3.      Kelas  hal ini, tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi pada pengertian yang lebih spesifik yang sudah lama dikenal dalam pendidikan dan pengajaran . Yang dimaksid dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama ,menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
4.         Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas  merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), maka prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur tindakan kelas. Penelitian kelas ini direncanakan dua siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Untuk setiap siklusnya terdiri dari tahapan kegiatan sebagai berikut :
Siklus I
  1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah :
a)      Mensosialisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana peneliti akan membuat skenario pembelajaran
b)      Menyediakan sarana pembelajaran
c)      Menyiapkan lembar kerja siswa
d)     Menyusun tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa
  1. Pelaksanaan Tindakan(Impelementasi)
Pada tahap impelementasi yang akan dilaksanakan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah dirumuskan pada perencanaan tindakan dengan kegiatan materi pelajaran dengan menerapkan  pendekatan CBSA (cara belajar siswa aktif).
  1. Observasi dan Evaluasi
Observasi yang akan dilaksanakan selama pelaksanaaan pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi I pada siklus I ini agar bisa diketahui sejauh mana penerapan  pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi, motivasi, dan mental belajar siswa. Pengukuran mental dan motivasi belajar siswa penyebaran angket kepada siswa.
  1. Refleksi
Apabila hasil yang didapatkan pada siklus I yang dilakukan yaitu masih adanya siswa yang tidak tuntas, maka penulis akan melaksanakan tindakan pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang pada saat proses pembelajaran pada siklus 1.
Siklus II
1                                                                                                                                          Perencanaan
Tahap perencanaan hampir sama dengan perencanaan pada siklus I , tetapi peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan kekurangan yang ada siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
d.            Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
e.             Menyajikan informasi
f.             Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
g.            Membimbing kelompok belajar
h.            Evaluasi
i.              Memberikan penghargaan

2                                                                                                                                          Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini sama dengan disiklus I tapi melakukan perbaikan seperti yang telah direncanakan.
3                                                                                                                                          Observasi
Observasinya juga hampir sama dengan observasi pada siklus I tapi dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa.
4                                                                                                                                          Refleksi
Tahap Refleksi ini dilakukan dengan melihat data-data hasil evaluasi.

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat penelitian
Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah bertempat di MA NW Sakra,kecamatan Sakra,kabupaten Lombok Timur NTB Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.                                                                          Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan  mulai pada pada tanggal 13 oktober – 3 desember  2011.

C.    Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X MA NW Sakra yang berjumlah 23 orang siswa.

D.    Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan I minggu ke-
Bulan II minggu ke-
Bulan III minggu ke-
Bulan IV minggu ke-
Bulan V minggu ke-
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Usulan judul penelitian




















Studi literan dan kepustakaan




















Penyusunan bab I,II,dan III




















Penyusunan instrumen penelitian




















Pengambilan data




















Analisis dan pengolahan data




















Penyusunan bab IV dan V




















Bimbingan dan konsultasi




















Ujian skripsi




















Penjilidan skripsi





















E.     Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pangumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik antara lain :
a)      Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda, karena bentuk tes ini adalah pilihan ganda untuk menilai hasil  proses belajar yang kompleks dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri dengan memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah.
b)     Observasi
Tehnik observasi merupakan suatu tehnik pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan . Metode ini dilakukan untuk mengetahui keadaan secara langsung terhadap peristiwa yang terjadi sebenarnya terhadap faktor-faktor obyek penelitian.
c)      Angket
Merupakan sejumlah pernyataan-pernyataan yang akan dijawab oleh quesioner yang bersangkutan dengan apa yang akan di teliti sesusai dengan fakta di lapangan. Angket ini berbentuk pernyataan-pernyataan yang penilaiannya dengan memberikan skor tertinggi 4 dan skor terendah.

F.     Tehnik Analisis Data
Data hasil penelitian yang tercantum diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif berupa tes pada siswa baik nilai tes awal dan nilai tes akhir yang menggunakan tehnik analisis deskriptif kuantitatif . Data kuantitatif ini ditabulasikan dan dihitung rata-ratanya, Rata-rata hitung diperoleh dengan menggunakan rumus.
Untuk menganalisis data dalam upaya meningkatkan prestasi, mental dan motivasi dengan menerapkan  pendekatan CBSA, peneliti dalam hal ini terlebih dahulu mencari kemampuan individual maupun kelompok siswa yang menjadi subyek penelitian. untuk lebih jelasnya tentang kemampuan individu dan kemamuan kelompok siswa dapat dicari dengan dengan menggunakan rumus dibawah ini :
1.                                                                Statistik Deskriptif
a)    Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor maksimal + skor minimal)
b)   Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor maksimal –skor minimal)
c)    Pengkategorian angket mental dan motivasi
Tabel 3.2 Statistik Deskriptif mental dan motivasi
Interval
Mental
Motivasi
MI + 2 Sdi -  Mi + 3 Sdi
Sangat baik
Sangat tinggi
MI + 1Sdi -  Mi + 2Sdi
Baik
Tinggi
MI -1Sdi -  Mi + 1Sdi
Sedang
Sedang
MI -2 Sdi -  Mi -1Sdi
Rendah
Rendah
MI -3Sdi -  Mi – 2 Sdi
Sangat rendah
Sangat rendah

2.                                                                Menentukan  Ketuntasan Klasikal
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu hasil belajar dinyatakan denagan nilai atau skor setelah megerjakan satu tugas atau tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes dianalisis secara deskriptif dengan rumus sebaagai berikut menurut Nur Kencana (1986 :30)
            KB  =   P/Nx 100%
            Keterangan
KB  = Ketuntasan belajar
P     = Jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65
N    = Jumlah siswa yang ikut tes
Ketuntasan belajar tercapai jika KB lebih dari 85%
3.    Kriteria aktifitas belajar siswa
a)    Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor maksimal + skor minimal)
b)   Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor maksimal –skor minimal)
c)    Pengkategorian aktifitas siswa
Tabel 3.3 statistik deskriptif aktifitas siswa
Interval
Kategori
Mi+3Sdi < M < Mi+ 1,5 Sdi
Aktif
Mi+ 1,5 Sdi < M < Mi + 0,5 Sdi
Cukup aktif
Mi- 1,5 Sdi < M < Mi – 0,5 SDi
Tidak aktif

4.    Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah pencapaian hasil aktivitas belajar siswa dengan ketuntasan sebagai berikut:
1.      Keberhasilan penelitian tindakan ini dilihaat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa tiap-tiap siklus dengan kriteria ketuntasan minimal (kkm) untuk mata pelajaran ekonomi lebih dari 65
2.      Keberhasilan penelitian ini dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran aktif yang akan dilihat dari hasil observasi berdasarkan pedoman aktivitas siswa.

















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
1.      Pelaksanaan tindakan
a.       Siklus I
1.         Perencanaan
Pada tahap ini dibuat rencana pembelajaran yang merupakan awal dari proses untuk melaksanakan tindakan suatu penelitian, selanjutnya mneyiapkan bahan-bahan pertanyaan pada tengah-tengah pembelajaran berlangsung. Untuk menambah mental dan motivasi siswa pada materi ini pada tahap perencanaan ini, peneliti  menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
a)      Mensosilisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana peneliti membuat skenario penelitian
b)      Membuat lembar observasi siklus I
c)      Mendesain alat evaluasi
d)     Merencanakan hasil siklus I
2.      Pelaksanaan Tindakan (impelementasi)
Berdasarkan rencana pembelajaran telah menunjukkan relevansi antara tindakan yang diinginkan dalam penelitian ini, siswa termotivasi danmenerima apa yang disampaikan oleh guru sehingga materi pembelajaran dengan materi yang diajarkan dapat dipahami dengan mudah serta aktif dalam meyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi mental dan motivasi siswa, peserta didik sebagi subyek artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran
Guru mengembangkan diskusi kelompok untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai materi yang diajarkan, setiap kelompok harus melaksanakan diskusi sesusai dengan materi yang telah diberikan. Setelah itu untuk lebih memahami materi pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab dan sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diberikan.
3.      Hasil Observasi dan Evaluasi
a.    Hasil observasi
Proses belajar-mengajar siklus pertama observasi yang dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Adapun hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel:
Tabel 4.1 Aktifitas belajar siswa siklus I
Jumlah siswa
Rata-rata
Total rata-rata
kategori
1
2
3
4
23
2,96
2,52
2,7
2,57
14,73
Cukup aktif

Hasil rata-rata persentase aktifitas belajar siswa sebesar 3,78 ini berarti kategori aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus pertama terbilang cukup aktif dengan hasil observasi sebagai berikut :
1)   Interaksi siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, namun masih banyak siswa yang belum bisa melakukan interaksi yang positif ketika melakukan diskusi kelompok dan bertanya pada guru.
2)   Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan CBSA, belum menmpakkan adanya keberhasilan dikarenakan masih ada yang belum tuntas dalam evaluasi siklus I
3)   Partisipasi siswa dalam mengumpulkan hasil belajar cukup baik, siswa selalu melaksanakan interaksi dari guru dalam proses pembelajaran.
Hasil rata-rata persentase aktivitas sebesar (2,04), ini berarti kategori aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus petama terbilang cukup aktif. Oleh karena itu, maka aktivitas siswa pada siklus kedua perlu ditingkatkan.
b.    Hasil evaluasi siklus I
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I, setelah dianlisis diperoleh data sebagai berikut :
                     Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siklus I
Jumlah siswa
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Ketuntasan belajar
       23
       80
        65
          73,91
            Sumber : Data diperoleh peneliti
Hasil ini belum mencapai 85,5% yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dengan standar nilai yang diperoleh oleh siswa secara individual minimal 70 belum tercapai.
4.      Refleksi
Dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus I yang dilakukan yaitu belum mencapai hasil yang diharapkan, oleh karena itu peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan memperbaiki kekkurangan-kekurangan yang ada pada siklus I antara lain :
1)      Meningkatkan kesiapan siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali haisl evaluasi sebelumnya
2)      Mengupayakan bimbingan optimal, kepada siswa yang mengalami kesulitan baik tanya jawab maupun dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
3)      Mengupayakan agar siswa lebih termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran, maka guru memberikan pujian dan nilai lebih pada siswa yang aktif perlu diberikan.
b.       Siklus II
1.    Perencanaan
Sesuai dengan tindakan observasi dan evaluasi pada siklus I yang menunjukkan hasil tidak seperti yang diharapkan dari kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Maka perencanaan yang dilakukan pada siklus ini lebih matang, yaitu melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I seperti yang telah dijelaskan pada tahap refleksi siklus I
2.    Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama seperti pada siklus I pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran dan dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA).
3.    Hasil Observasi  dan Evaluasi
a.       Hasil Observasi
Hasil observasi selama proses .pembelajaran pada siklus II secara umum proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada silus I sebagian besar dapat diperbaiki walaupun masih selalu ada kekurangan-kekurangan.
Tabel 4.3 Aktifitas belajar siswa siklus II
Jumlah siswa
Rata-rata
Total rata-rata
kategori
1
2
3
4
23
3,34
2,91
3
2,7
15,957
Cukup Aktif

Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut :
1.      Interaksi siswa dalam proses pembalajaran sudah baik karena didukung adanya interaksi positif disaat proses pembelajaran
2.      Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan CBSA, sudah muali menampakkan adanya keberhasilan.
3.      Partisipasi siswa dalam mengumpulkan hasil belajar sudah mulai meningkat.
b.      Hasil evaluasi siklus II
            Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus kedua setelah dianalisis diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.4 hasil evaluasi siklus II
Jumlah siswa
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Ketuntasan belajar
       23
       90
        65
          95,65%
                  Sumber : Data diperoleh peneliti
      Hasil ini sudah mencapai target yang diinginkan yaitu 85%, hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
4.      Refleksi
Setelah dilihat hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh pada siklus ini kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah teratasi dengan kata lain tujuan penelitian ini dinyatakan tercapai, sehingga hipotesis diterima penelitian dilaksanakan.


2.Statistik Deskriptif
a.Variabel mental
Hasil analisis data angket dengan menerapkan pendekatan CBSA 
                              Tabel 4.5 hasil analisis data mental
Jumlah siswa
Nilai keseluruhan
Nilai rata-rata
Ketegori
23
1473
64,04
sedang
      Sumber : data diolah peneliti
Dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat mental siswa dalam proses pembelajaran adalah 64,04 ini berarti kategori mental siswa sudah cukup baik.
      Mi           =    ½ × (88 + 22)
                      =   55
      Sdi           =   1/6 × (88 – 22)
                      =    11
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif mental
Interval
Interval
Frekwensi
Kategori
MI + 2 Sdi -  Mi + 3 SDi
77-88
-
Sangat baik
MI + 1Sdi -  Mi + 2SDi
66-77
7
Baik
MI -1Sdi -  Mi + 1SDi
44-66
17
Sedang
MI -2 Sdi -  Mi -1SDi
33-44
-
Rendah
MI -3Sdi -  Mi – 2 SDi
22-33
-
Sangat rendah


b.      Variabel motivasi
          Untuk lebih mendukung hasil analisis data agar tambah valid, peneliti juga menganalisis data angket yang dijawab oleh siswa
                 Hasil analisis data angket dengan menerapkan pendekatan CBSA
Tabel 4.7 Hasil Analisis Data Angket Motivasi
Jumlah siswa
Nilai keseluruhan
Nilai rata-rata
Ketegori
23
1890
82,17
baik
                                                                                     Sumber : data diolah peneliti
      Mi           =    ½ × (skor max + skor minim)
                     =    ½ × (100 + 25)
                     =   62,5
      Sdi           =   1/6 × (skor max + skor minim)
                      =    1/6 × (100 – 25 )
                      =    12,5
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Motivasi
Interval
Interval
Frekwensi
Kategori
MI + 2 Sdi -  Mi + 3 SDi
87,5-100
1
Sangat tinggi
MI + 1Sdi -  Mi + 2SDi
75-87,5
22
Tinggi
MI -1Sdi -  Mi + 1SDi
50-75
-
Sedang
MI -2 Sdi -  Mi -1SDi
37,5-50
-
Rendah
MI -3Sdi -  Mi – 2 SDi
25-37,5
-
Sangat rendah

Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran adalah 82,17 ini berarti kategori motivasi siswa dikatakan baik.

B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam menigkatkan prestasi mental dan motivasi belajar siswa, menunjukkan adanya peningkatan terhadap prestasi, mental dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra. Hal ini dapat dilihat baik dari hasil analisis evaluasi maupun analisis data angket.
Analisis siklus I, menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa sebesar ini artinya aktivitas belajar siswa sedang, kemudian ketuntasan belajar siswa mencapai 69,56% dengan nilai rata-rata siswa sebesar 71,73 dari hasil analisis dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan siswa. Tetapi telah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II untuk lebih mencapai lagi aktivitas belajar dan kemampuan siswa seperti yang diharapkan.
Pada analisis data siklus II, mental menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rta aktivitas siswa sebesar  yang berati baik dan ketuntasan belajar siswa mencapai 95,69% dengan nilai rata-rata sebesar 82,39. dari hasil analisis ini nilai dan persentase yang ditargetkan sudah tercapai dan melakukan perbaikan-perbaikan seperti yang telah direncanakan.
          Pada analisis data angket dapat berarti dapat diketahui bahwa rata-rata mental belajar siswa sebesar 64,04, ini berarti bahwa mental belajar siswa dapat dikatakan sudah sedang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, kemudian kategori motivasi belajar siswa kelas XA sudah baik
         Berdasarkan hasil penjelasan di atas telah menunjukkan adanya peningkatan prestasi, mental dan motivasi belajar siswa dengan menerapkan cara belajar siswa aktif (CBSA) pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra tahun pelajaran 2011/2012
         Adanya peningkatan prestasi mental dan motivasi ini disebabkan karena penerapan pendekatan CBSA telah diusahakan terlaksana sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dimana siswa diminta selalu aktif untuk melaksanakan diskusi, tanya jawab, baik siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa. Oleh karena itu, dengan terjalinnya interaksi positif yabf terjadi di dalam kelas maka prestasi mental dan motivasi siswa akan meningkat dikarenakan adanya kebebasan dan keberanian untuk bertanya ataupun menjawab.
           Pemerolehan hasil belajar sangat tergantung pada tingkat penugasan siswa yang duukur dari jumlah jawaban benar pada setiap tes dalam proses pembelajaran
          Pemerolehan hasil belajar siswa dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kategori yang memperoleh prestasi hasil belajar tinggi, dengan jumlah nilai yang lebih besar dari 90 (>90). Kategori dengan jumlah nilai 70 – 89 dan yang ketiga yaitu kategori remdah dengan nilai yang lebih kecil atau kurang dari 70 (<70)
            Dalam penelitian ini tingkat prestasi, mental dan motivasi belajar siswa tergolong sudah cukup baik dilihat dari nilai rata-ratanya. Hal ini juga menunjukkan bahwa kegiatan belajar-mengajar di MA NW Sakra sudah cukup berjalan dengan berhasil. Namun demikian guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memperoleh hasil belajar yang lebih besar dari  yang sudah diperoleh sekarang.
Secara teori hubungan antara prestasi belajar dengan mental dan motivasi siswa  serta menurut hasil penelitian terdahulu :
a.       Hubungan Mental dan prestasi
            Mental belajar merupakan daya penggerak yang sering kali disebut keberanian untuk merespon dan meyelurkan kemampuan yang dimiliki seorang siswa tentang suatu objek berdasarkan penelaian terhadap objek materi yang diajarkan. Siswa dituntut untuk selalu aktif memeroses dan mengolah pemerolehan belajarnya secara fisik, intelektual, dan emosional (Dimyati dan Mudjiono, 2007 ”7)
            Aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menh\ghasilkan perubahan-perubahan dalam prestasi seorang siswa yang mencakup indikator-indikator didalamnya yaitu pengetahuan, pemahaman. Keterampilan, nilai dan sikap, perolehan perubahan tingkah laku yang relatif mentap akibat latihan pengalamn dan proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus.


b.      Hubungan motivasi dengan prestasi
            Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki kemauan yang kuat juga untuk melakukan kegiatan belajar menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan belajar yaitu meningkatkan prestasi agar bisa lebih baik lagi.
            Semakin tinggi motivasi balajar siswa itu akan meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan yang berupa cita-cita dalam pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah (Ngalim Purwanto, 1990 :73)
c.       Menurut Penelitian Terdahulu
Dari ketiga penelitian terdahulu menyebutkan bahwa penerapan pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sesuai dengan hasil data yangtelah diolah oleh para peneliti yang tercantum dalam bab III.







BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisis data  dan pembahasan sebelumnya, maka disini peneliti dapat menarik kesimpulan yang tekait dengan penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi, mental dan motivasi belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra yaitu :
1.      Penerapan pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi mental dan motivasi belajar dibuktikan dengan hasil analisisnya.
Hasil analisis data siklus I dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah siswa adalah 23 orang, dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 3,78 kemudian persentase ketuntasan klasikal pada tahap evaluasi sebesar 69.56% dengan hasil tuntas berjumlah 16 orang dan tidak tuntas berjumlah 7 orang dan dengan nilai rata-rata yang sebesar mencapai 71,73.
Hasil anlisis data siklus II dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkatnya sebesar 3,99 kemudian persentas ketuntasan klasikal pada tahap evluasi II  sebesar 95,65% dengan hasil tuntas berjumlah 22 orang dan yang tidak tuntas 1 orang, dengan nilai rata-rata yang dicapi 82,39
Hasil analisis data angket mental dan motivasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa di MA NW Sakra nilai rata-rata mental dan motivasi sebesar 64,04 dengan jumlah pertanyaan 22 butir dan skor tertingi setiap pertanyaan 4. jadi nilai teryinggi dalam kategori ini adalah 88 kemudian nilai rata-rata untuk motivasi belajar siswa sebesar 82,17 dengan jumlah pertanyaan 25 butir soal jadi nilai tertinggi dalam kategori ini adalah 100. dilihat dari hasil analisis itu mental dan motivasi belajar siswa masuk dalam ketegori baik
Berdasarkan hasil perolehan analisis siswa baik observasi, evaluasi dab angket di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan CBSA, sangatlah efektif dalam meningkatkan prestasi mental dan motivasi belajar siswa

B.     Saran
1.  Untuk Akademik
Kepada para siswa hendaknya selalu siap dalam menerima keberagaman model dan pendekatan pembelajaran
2.  Untuk Praktik
Kepada semua guru secara kese;uruhan khususnya guru ekonomi, hendaknya berani mencoba model dan pendekatan pembelajaran seperti yang dianjurkan dalam dunia pendidikan.
Saran kepala sekolah hendaknya turut berpartisipasi dan memotivasi guru-guru untuk meningkatkan dan wawasan tentang konsep-konsep pembelajaran

3.  Untuk teoritis
Kepada pemerintah agar lebih memperioritaskan kepada guru-guru yang jauh dari perkotaan untuk meningkatkan kualitasnya dengan memberikan latihan-latihan dalam bentuk penataran dan pendidikan .



DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. (2001) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan : edisi revisi, Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi.(2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rhineka Cipta

 Arisandi, Pengertian  Mental Belajar, Episentrum.com Diakses tanggal 28 juli 2011.

Arisandi, Pengertian  Mental, id.shvoong.com. diakses tanggal 28 juli 2011.

Dimyanti. Mudjiono. (2007) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

IAN 43, (2011). Pengertian Pemahaman, wodress.com, diakses tanggal 13 september 2011.

J. Moleong Lexly. (2005). Metodologi Penelitian Kunatitatif : edisi revisi, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Mahluksosialabadi, (2010) Pengertian Pendekatan Keterampilan, Bligspot.com, diakses tanggal 13 september 2011.

Majid, Abdul. (2009) Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Nurdin. (2008) penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan pada kelas XI MAN SUMBAWA

Nurhayati, eva (2007) pengaruh penggunaan metode belajar aktif tipe Quiz Team terhadap minat belajar dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007

Nurkencana, Wayan. (1990) Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional.

Puerwanto, Ngalim. (1990) Psikologi Pendidikan , Bamdung : PT Raja Rosda Karya.

Ratnawati. (2010) penerapan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 LAPE (2009/2010)

Sanjaya, Wina. (2007) Strategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Pendidikan. Jakarta : Prenda Media Group.

Slameto. (1995) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempeengaruhinya. Edisi revisi, Jakarta : Rhineka Cipta.

Sudjana.(1996). Penilaian Proses Belajar Mengajar , Bandung. PT Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2003) Metode Penelitian Bisnis , Bandung  : PT Alffabeta.

Sunarya, Saripudin (2009) Pengertian Cita-cita, Blogspot .com, diakses tanggal 13 september 2011

Suprapto, Sunaryo. (2009) Dedinisi Perhatian , Blogspot.com, diakses tanggal 13 september 2011

Suprayekti. (2003) Interaksi Belajar –Mengajar, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan.

No comments:

Post a Comment